Rahasia Kecerdasan
Mbul, sudah beberapa hari ini aku kan nggak posting gambar kesukaanku, lho, Mbul. Tu, lho mbul, gambar bunga yang hidup, tu ! Rasanya pusing deh kepala klo belom posting yang ada gambar wanita cantiknya. Ah..., kamu, Mbul. Bisanya cuma peringas-peringis kayak sapi di kasih tulang saja. Posting apa, ya, mbul? Kali-kali kamu, dong mbul yang bikin posting. E..., siapa tahu tar kamu jadi blogger kondang kayak akang Rohman. Kayak artis, deh Mbul. Kemana mana pakai dasi ma sepatu "kelimis" yang klo kena sinar matahari bisa bikin orang pingcan. (Nuwun sewu, kang Rohman. Nopo injih mekaten ?! Nyuwun ngapunten namung guyon!) He...he...he...Lha gimana, orang dhuwitnya mengalir kaya air bengawan solo, kok, Mbul. Blogger sedunia juga jadi tahu, lho, mbul! Ah, sebenernya aku sih kepingin juga. Gimana, ya rasanya jadi blogger ngetop...top ...top...top ...top..., itu?! Bukan pesimis sebenarnya aku, Mbul.... Tapi bagaimana mungkin, orang modalku cuman "pacul gerang" (;cangkul tua berkarat). Udah rumah saja di lereng gunung, sekolah TK saja nggak tamat. E....Nyoba ngikutin kejar paket nggak lulus juga. Kamu tahu mbul, kenapa aku aku nggak lulus kejar paket ? Tapi tolong jangan cerita ke orang-orang, ya, Mbul?! Sini-sini, Mbul, tak bilangin. Pelan-pelan saja tar kedengaran orang. Aku tarik kepala si Jambul, lalu aku berbisik di kupingnya yang sepanjang daun kelapa. Iya ..., aku nggak bo'ong. Emang telinga si Jambul panjang banget, kok. Kalau dia jalan saja kupingnya mesti di "samperke" (diletakkan) di pundaknya. Nggak tahu, aku. Kata orang si Jambul waktu kecil nakal banget. Klo orang tuanya marah, kuping si Jambul di tarik dari ujung desa sampe ke rumah. Tapi aku juga nggak percaya. Masa gitu, sih. Pasti bo'ong, dah! Sehabis aku bisikin, wajah si jambul "plola-plolo" kayak kepala "lohan" milik tetangga ku. Aku jadi heran sendiri. Apa sih yang bikin Jambul "plola-plolo". Ngapain sih, Mbul ? "Ah, dasar, gila, kamu", tiba-tiba si Jambul mengumpat sambil memelengkan kepalanya ke arah ku" ah....dasar gila", kembali dia menoleh dengan dahi berkerenyit. Aku hampir ketawa melihat wajah tuanya yang semakin lucu, "jadi selama ini kamu nggak berangkat ke Balai Desa untuk ngikutin kejar paket, tapi malahan pergi ke pasar ?" Aku mengangguk sambil menyahut, Iya..Mbul. Gimana lagi. Otak ku udah nggak nyambung klo di kasih pelajaran ma gurunya. Yang lebih sedih dan bikin aku jadi males ya itu. Gurunya laki semua! Kamu tahu kan, mbul kalau aku paling senang di ajar ma guru wanita. Heran aku, Mbul. Klo gurunya wanita aku mudah sekali nangkap pelajaranya. Orang kemarin dulu waktu pak Naryo sakit dan nggak bisa mengajar, bu Lina yang gantiin, aku "cepet mudheng" (bisa mudah mengerti), kok! Bener, Mbul, waktu itu aku jadi kayak einstein. Semua soal aku telan dalam waktu 5 menit selesai. Nggak ada yang salah satupun. Heran khan, Mbul?! O...., kalau kamu lihat bu Lina saat itu pasti mata kamu nggak bisa berkedip. Ia menghampiri meja ku, sambil membawa jawaban soal yang aku buat. Cantik banget, Mbul. Gaunya hijau dan ...baunya, Mbul....Harum sekali. Kayak bunga bakung, Mbul (ah ... keliru enggak, ya, aku. Yang aku tahu tentang bunga nggak banyak, sih!). Dia melihat aku dengan terheran-heran. Setelah dekat dia bertanya. "Yot.... Aku heran. Orang secerdas kamu mestinya nggak ikut kejar paket, Yot. Kamu sangat cepat mengerjakan soal dan tak ada satupun yang salah. Kenapa kamu dulu sampai nggak sekolah ?", Aku nggak berani melihat wajahnya. Habis dekat banget, sih. Aku malu sendiri karena aku kuwatir dia tahu kalau aku cerdas hanya saat itu saja. Hanya karena dia yang mengajar. Benar, aku tetap nggak berani mengangkat wajah ku. Aku cuma bisa tertunduk sambil menikmati harum baju bu Lina. Hidungku kempas kempis seperti hidung kelinci. Ah ... Malamnya aku jadi nggak bisa tidur. Setiap kali aku meramkan mata, yang terlihat hanya bu Lina seorang. Masih pakai baju hijau tapi bukan yang dipakai waktu mengajar. Pakai itu lho, Mbul. Yang kayak kaos "engklek", tuh (kaos dalam)! Si Jambul hanya bisa geleng-geleng kepala. Sambil terus berjalan dia terus saja bergumam "dasar gila!".
Aku terus berjalan di samping Jambul. Dalam hati aku bersyukur kepanya karena berkat si Jambul, foto seorang wanita cantik kembali mengisi posting ku!!! "Makasih, Mbul !"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
Berikan Komentar Anda Dibawah Sini Jika Belum Punya Akun Google/Blogger Anda Bisa Pilih Anonymous